Kabar Duka dari Bantul: Guncangan Gempa M 6.4 Luluh Lantakkan Banyak Bangunan

Admin/ April 12, 2025/ Berita

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dilanda musibah guncangan gempa bumi berkekuatan magnitudo 6.4 pada hari Sabtu, 12 April 2025, pukul 10.30 WIB. Pusat gempa dilaporkan berada di koordinat 8.73 Lintang Selatan dan 110.21 Bujur Timur, sekitar 86 kilometer barat daya Bantul, dengan kedalaman 25 kilometer. Guncangan gempa yang kuat ini dirasakan hingga wilayah Yogyakarta, Sleman, Gunungkidul, Kulon Progo, dan bahkan terasa lemah di sebagian wilayah Jawa Tengah seperti Purworejo dan Klaten, menyebabkan kepanikan warga serta kerusakan signifikan pada sejumlah bangunan.

Guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba membuat warga Bantul dan sekitarnya berhamburan keluar rumah. Getaran yang kuat berlangsung selama kurang lebih 15-20 detik dan dirasakan cukup lama, menimbulkan kekhawatiran akan potensi tsunami meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menyatakan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami berdasarkan hasil pemodelan. Namun, dampak dari guncangan gempa ini sangat terasa, terutama pada infrastruktur dan bangunan di wilayah Bantul.

Laporan awal dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul yang disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Bapak Agus Budi Santoso, mencatat sejumlah kerusakan bangunan, mulai dari 235 rumah warga, 17 fasilitas umum (termasuk 3 sekolah, 2 puskesmas pembantu, dan 5 kantor desa), hingga 8 tempat ibadah (masjid dan gereja). Kerusakan bervariasi, mulai dari retak-retak pada dinding, atap ambruk sebagian atau seluruhnya, hingga 37 bangunan yang dilaporkan roboh. Beberapa wilayah yang dilaporkan mengalami kerusakan parah antara lain Kecamatan Kretek (terutama di Desa Parangtritis dan Donotirto), Kecamatan Sanden (di Desa Gadingsari dan Murtigading), dan Kecamatan Pajangan (di Desa Guwosari dan Sendangsari).

“Gempanya sangat kuat, Mas. Rumah saya di Parangtritis langsung retak-retak di beberapa bagian dinding, bahkan ada bagian tembok yang ambrol. Saya langsung lari keluar rumah bersama istri dan kedua anak saya,” ujar Bapak Slamet (50), seorang warga RT 03 Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Radio lokal Bantul.

Tim gabungan dari BPBD DIY yang dipimpin oleh Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana, bersama BPBD Kabupaten Bantul, Kodim 0729/Bantul, Polres Bantul di bawah pimpinan AKBP Agus Widodo, relawan dari PMI, MDMC, dan berbagai organisasi kemanusiaan seperti ACT dan PKPU segera bergerak menuju lokasi-lokasi terdampak untuk melakukan pendataan kerusakan yang lebih akurat, evakuasi warga yang terjebak reruntuhan (sejauh ini nihil laporan), dan memberikan bantuan darurat berupa tenda, selimut, makanan siap saji, dan air bersih. Petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan puskesmas-puskesmas terdekat juga disiagakan di posko-posko darurat untuk menangani 18 warga yang dilaporkan mengalami luka ringan akibat tertimpa reruntuhan atau terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri. Para korban luka ringan dirawat di Puskesmas Kretek dan RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, melalui konferensi pers di Kepatihan Yogyakarta pada pukul 13.00 WIB, выражает keprihatinan mendalam atas musibah ini dan menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi hingga desa, untuk segera mengambil langkah-langkah tanggap darurat yang diperlukan secara cepat dan terkoordinasi. Beliau juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap potensi gempa susulan yang menurut BMKG telah terjadi sebanyak 5 kali dengan magnitudo yang lebih kecil. Pemerintah Provinsi DIY telah mengalokasikan dana darurat awal sebesar Rp 500 juta untuk membantu penanganan pasca-gempa di Bantul.

Pihak kepolisian dari Polres Bantul di bawah pimpinan AKBP Agus Widodo juga turut membantu dalam proses evakuasi, pengamanan wilayah terdampak untuk mencegah terjadinya tindak kriminalitas, dan pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi bencana. Posko pengaduan dan informasi juga didirikan di halaman Kantor Kecamatan Kretek.

Guncangan gempa bumi yang melanda Bantul ini menjadi pengingat akan potensi bencana alam di wilayah selatan Jawa yang rawan gempa. Solidaritas dan uluran tangan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, organisasi kemanusiaan, maupun masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk membantu para korban dan mempercepat proses pemulihan pasca-bencana. Pemerintah daerah dan pusat diharapkan dapat segera menyalurkan bantuan logistik, medis, dan dana yang dibutuhkan serta melakukan langkah-langkah mitigasi dan rekonstruksi yang lebih baik untuk mengurangi risiko dampak gempa di masa depan bagi masyarakat Bantul. Pendataan kerusakan dan korban masih terus dilakukan oleh tim gabungan di lapangan.

Share this Post