Bukan Hanya Sawit: Inovasi Petani Milenial Kembangkan Ekspor Kopi Arabika Java Ijen Senilai Triliunan

Admin/ September 30, 2025/ Berita

Sektor pertanian Indonesia memiliki potensi yang jauh melampaui komoditas tradisional seperti sawit dan karet. Di tengah isu keberlanjutan global, komoditas premium seperti kopi kini menjadi primadona ekspor baru, terutama yang diolah oleh generasi muda. Inovasi yang digerakkan oleh Petani Milenial di kawasan Pegunungan Ijen, Jawa Timur, telah berhasil mengubah kopi Arabika Java Ijen dari komoditas biasa menjadi produk specialty bernilai triliunan rupiah di pasar internasional. Keberhasilan ini membuktikan bahwa sentuhan teknologi, kreativitas pemasaran, dan komitmen pada kualitas mampu meningkatkan daya saing produk agrikultur Indonesia di panggung dunia.

Kunci sukses transformasi ini terletak pada pendekatan hulu ke hilir yang diterapkan oleh para Petani Milenial. Mereka tidak hanya fokus pada peningkatan kuantitas panen, tetapi juga pada praktik pertanian berkelanjutan dan proses pasca-panen yang presisi, seperti fermentasi dan honey process. Kopi Arabika Java Ijen yang dibudidayakan pada ketinggian 1.400 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut memiliki rasa khas dengan profil asam yang seimbang dan aroma rempah. Pada tahun 2024, kelompok tani ‘Tunas Hijau Ijen’, yang didominasi oleh anak muda, berhasil mendapatkan sertifikasi Fair Trade International dan menjalin kontrak ekspor langsung dengan roastery besar di Jerman dan Jepang.

Menurut data dari Kementerian Pertanian (Kementan) per kuartal II 2025, nilai ekspor kopi Arabika Java Ijen mencapai Rp 1,2 triliun, meningkat 30% dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh kualitas dan jaminan ketertelusuran (traceability) produk yang didukung teknologi digital. Banyak Petani Milenial menggunakan aplikasi Internet of Things (IoT) sederhana untuk memantau kelembapan tanah, cuaca, dan kesehatan tanaman, sehingga meminimalkan kegagalan panen dan penggunaan pupuk kimia. Ketua Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI), Bapak Joni Prasetyo, dalam sebuah seminar di Surabaya pada 10 September 2025, menyatakan bahwa milenial adalah agen perubahan yang membawa pertanian dari tradisional ke industrial berbasis ilmu pengetahuan.

Meskipun sukses, pengembangan ini tidak lepas dari tantangan. Isu legalitas lahan dan keamanan menjadi perhatian, mengingat nilai komoditas yang tinggi. Pada Agustus 2025, Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor setempat bahkan harus mengamankan tiga pelaku pencurian biji kopi basah di area perkebunan Ijen. Peristiwa ini menunjukkan perlunya perlindungan hukum dan keamanan yang lebih ketat bagi aktivitas Petani Milenial yang berorientasi ekspor. Pemerintah, melalui dukungan permodalan dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan penguatan kelembagaan koperasi petani, terus berupaya memastikan bahwa keberhasilan vanili dan kopi Ijen dapat direplikasi ke komoditas pertanian unggulan lainnya di seluruh Indonesia, membawa manfaat ekonomi yang masif dan berkelanjutan.

Share this Post