Dampak Investasi Asing pada Pembangunan Hotel di Mandalika
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, telah menarik perhatian investor global, terutama di sektor perhotelan. Masifnya Dampak Investasi Asing pada pembangunan hotel mewah dan fasilitas pendukung pariwisata telah mengubah lanskap kawasan tersebut secara fundamental. Dana segar dari luar negeri ini bertujuan untuk menggenjot Mandalika menjadi destinasi sport tourism kelas dunia, terutama setelah suksesnya penyelenggaraan ajang balap motor internasional. Namun, masuknya Dampak Investasi Asing ini juga memunculkan tantangan baru, terutama terkait isu sosial, lingkungan, dan kesiapan tenaga kerja lokal.
Salah satu Dampak Investasi Asing yang paling terasa adalah percepatan pembangunan infrastruktur perhotelan. Hingga akhir tahun 2025, tercatat ada lima proyek hotel bintang lima yang didanai oleh investor dari Uni Emirat Arab dan Singapura, dengan nilai total investasi diperkirakan mencapai $500 juta USD. Hotel-hotel ini dirancang untuk menampung lonjakan wisatawan dan kru balap selama acara besar. Pembangunan hotel-hotel ini secara langsung menciptakan sekitar 2.500 lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar di Kabupaten Lombok Tengah, sebagian besar di sektor konstruksi dan layanan perhotelan. Hal ini menunjukkan kontribusi nyata investasi dalam mengurangi angka pengangguran regional.
Namun, kehadiran Dampak Investasi Asing ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait potensi gesekan sosial. Isu utama adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) lokal untuk mengisi posisi manajerial dan skill yang dibutuhkan oleh hotel-hotel internasional. Badan Pelaksana Otorita Pariwisata (BOPIT) mencatat bahwa meskipun 70% staf hotel direkrut dari lokal, posisi kunci masih dipegang oleh ekspatriat atau tenaga kerja dari luar NTB karena kurangnya sertifikasi keahlian. Untuk mengatasi kesenjangan ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan program pelatihan intensif Hospitality and Tourism Training pada Juli 2025 di Politeknik Pariwisata Lombok, dengan target melatih 1.000 tenaga kerja terampil.
Selain itu, Dampak Investasi Asing juga membawa perhatian pada isu keberlanjutan lingkungan. Pembangunan hotel besar di zona pesisir memunculkan kekhawatiran tentang pengelolaan limbah dan ketersediaan air bersih. Sebagai respons, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC sebagai pengelola KEK Mandalika, telah menandatangani perjanjian dengan Green Energy Company pada September 2025 untuk pembangunan fasilitas desalinasi air laut dan sistem pengolahan limbah terpadu yang ramah lingkungan.
Secara keseluruhan, meskipun Dampak Investasi Asing telah mempercepat transformasi Mandalika menjadi destinasi super priority yang modern, keberhasilannya jangka panjang akan bergantung pada kemampuan daerah untuk menyeimbangkan kepentingan investor dengan keadilan sosial dan keberlanjutan ekologi.
