Mengurai Kemacetan Jakarta: Efektivitas Kebijakan Transportasi Ganjil Genap Jakarta Jilid II
Ibu kota Jakarta terus bergulat dengan masalah kemacetan kronis yang menghambat Prospek Ekonomi dan kualitas hidup warganya. Upaya terbaru untuk meredam laju kendaraan pribadi adalah melalui implementasi Ganjil Genap Jakarta Jilid II, yang diperluas cakupan ruas jalannya dan diperketat pengawasannya. Pertanyaan utama yang mengemuka adalah sejauh mana Efektivitas Kebijakan Transportasi ini mampu secara substansial mengurangi kepadatan Arus Lalu Lintas dan mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum. Hasil dari Efektivitas Kebijakan Transportasi ini menjadi indikator penting bagi masa depan Kebijakan Transportasi di kota-kota besar lainnya.
Perluasan Ganjil Genap Jakarta Jilid II, yang mulai diterapkan secara penuh sejak Maret 2025, menambahkan 16 ruas jalan baru ke dalam daftar pembatasan, sehingga total menjadi 30 ruas. Kebijakan ini berlaku pada hari kerja, Senin hingga Jumat, pada jam 06.00 hingga 10.00 WIB dan 16.00 hingga 21.00 WIB. Tujuannya adalah memangkas volume kendaraan pribadi hingga 30% pada jam-jam puncak. Data Investasi Data yang dikumpulkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta pada kuartal ketiga 2025 menunjukkan adanya penurunan rata-rata volume kendaraan sebesar 22% pada ruas yang baru diterapkan Ganjil Genap Jakarta. Penurunan ini, meskipun di bawah target, dinilai cukup signifikan dalam meredam percepatan laju kemacetan.
Namun, Efektivitas Kebijakan Transportasi ini bukannya tanpa tantangan. Salah satu kritik utama adalah fenomena “putar balik” (cut-off traffic) dan pengalihan Arus Lalu Lintas ke jalan-jalan alternatif yang tidak termasuk dalam wilayah ganjil genap, yang justru memicu kemacetan baru di kawasan permukiman. Selain itu, Efektivitas Kebijakan Transportasi ini seringkali tereduksi karena banyak warga yang merespons dengan membeli mobil kedua dengan nomor pelat berbeda. Untuk mengatasi hal ini, Dishub sedang mengembangkan sistem Pemodelan Transportasi berbasis Pemanfaatan AI yang dapat memprediksi dan menganalisis pergerakan kendaraan pribadi secara real-time di seluruh jaringan jalan, bukan hanya di ruas yang diberlakukan.
Kunci sukses jangka panjang dari Ganjil Genap Jakarta terletak pada sinerginya dengan Peningkatan Kualitas Kendaraan umum. Jika angkutan massal seperti Transjakarta, MRT, dan LRT tidak menawarkan solusi yang nyaman, aman, dan terintegrasi, masyarakat akan selalu mencari celah untuk menggunakan kendaraan pribadi. Pemodelan Transportasi masa depan harus fokus pada integrasi Transportasi Cerdas dan Kualitas Infrastruktur angkutan umum. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Wibowo, pada 3 Oktober 2025, menegaskan bahwa penindakan tilang elektronik (ETLE) terhadap pelanggar Ganjil Genap Jakarta telah ditingkatkan dan dilakukan secara sistematis, menunjukkan komitmen aparat dalam menegakkan Kebijakan Transportasi ini, meskipun hasil akhirnya sangat bergantung pada kesiapan angkutan umum sebagai alternatif yang menarik.
