Pemberdayaan Desa: Program Desa Digital Berhasil Tingkatkan Ekonomi Warga
Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam pemerataan pembangunan melalui inisiatif transformatif. Salah satu terobosan penting adalah program Desa Digital, yang berhasil menjadi motor penggerak ekonomi warga di berbagai pelosok. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada penyediaan akses internet, tetapi juga pada pelatihan literasi digital, pemasaran daring, dan pengembangan produk unggulan berbasis teknologi. Dampaknya, ekonomi desa menjadi lebih berdaya dan mampu bersaing di era modern, membuka peluang yang sebelumnya tak terbayangkan.
Pada tanggal 12 November 2025, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meresmikan Desa Sukamaju, di Kabupaten Banyuwangi, sebagai Desa Digital percontohan. Menurut Menteri Desa PDTT, Bapak Abdul Halim Iskandar, desa ini dipilih karena komitmen kuat dari warganya dalam mengadopsi teknologi. “Melalui program Desa Digital, kami tidak hanya memberikan infrastruktur, tetapi juga pendampingan. Warga diajarkan cara memasarkan produk pertanian dan kerajinan mereka melalui e-commerce dan media sosial,” ujar Bapak Abdul dalam acara peresmian. Sejak program ini berjalan, omzet penjualan produk lokal seperti keripik singkong dan kopi bubuk di Desa Sukamaju dilaporkan meningkat hingga 70%.
Selain pemasaran, program Desa Digital juga mempermudah pelayanan publik. Warga kini dapat mengurus surat-surat administrasi desa secara online melalui aplikasi khusus, menghemat waktu dan tenaga. Layanan kesehatan desa juga terintegrasi dengan sistem digital, memungkinkan bidan dan petugas kesehatan memantau data pasien secara real-time. Pada 15 November 2025, Kompol Budi Santoso, selaku perwakilan dari kepolisian setempat, menuturkan bahwa sistem ini juga membantu dalam pendataan dan pengawasan penduduk. “Kami mengapresiasi inovasi ini. Selain efisien, sistem ini juga membantu menciptakan tata kelola desa yang lebih transparan dan akuntabel,” kata Kompol Budi.
Dampak positif dari program ini juga dirasakan di bidang pariwisata. Di Desa Sembungan, Kabupaten Wonosobo, misalnya, program Desa Digital dimanfaatkan untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya lokal. Warga desa dilatih menjadi content creator untuk membuat video dan foto menarik yang kemudian diunggah di berbagai platform digital. Hasilnya, jumlah kunjungan wisatawan ke desa tersebut melonjak signifikan, menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, seperti pemandu wisata dan pengelola homestay.
Keberhasilan program ini membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan untuk mengatasi kesenjangan pembangunan antara desa dan kota. Program Desa Digital tidak hanya sekadar mengantar desa ke era digital, tetapi juga menginspirasi semangat kewirausahaan dan gotong royong di antara warganya. Inisiatif ini menjadi model yang dapat direplikasi di ribuan desa lainnya di seluruh Indonesia, membawa kemandirian ekonomi dan kesejahteraan yang lebih merata.
