Satpam SMPN Bantul Terluka Saat Bubarkan Tawuran Pelajar
Seorang petugas keamanan (satpam) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi korban kekerasan saat berupaya bubarkan tawuran antar pelajar. Insiden ini terjadi pada hari Jumat, 25 April 2025, sekitar pukul 15.30 WIB, di luar area sekolah, tepatnya di Jalan Raya Bantul Km 7. Akibat kejadian tersebut, satpam sekolah mengalami luka sabetan senjata tajam dan harus mendapatkan perawatan medis.
Menurut keterangan saksi mata di lokasi kejadian, tawuran melibatkan sejumlah pelajar dari dua sekolah berbeda. Awalnya, keributan kecil terjadi di pinggir jalan, namun dengan cepat berkembang menjadi aksi saling serang menggunakan berbagai benda, termasuk yang diduga senjata tajam. Satpam SMPN Bantul yang melihat kejadian tersebut berusaha melerai dan bubarkan tawuran demi mencegah terjadinya korban luka yang lebih parah.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Sewon, Kompol Suyadi, membenarkan adanya insiden tersebut. “Kami menerima laporan adanya tawuran pelajar di Jalan Raya Bantul. Saat petugas kami tiba di lokasi, tawuran sudah mereda dan kami mendapati seorang satpam sekolah mengalami luka akibat sabetan benda tajam di bagian lengan,” ujar Kompol Suyadi saat memberikan keterangan di lokasi kejadian pada hari yang sama.
Satpam sekolah yang menjadi korban diketahui bernama Bapak Agus (40 tahun). Beliau segera dilarikan ke Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Pihak rumah sakit menyatakan bahwa luka yang dialami Bapak Agus cukup dalam dan memerlukan beberapa jahitan.
Pihak kepolisian Polsek Sewon segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pelajar yang terlibat tawuran dan warga sekitar. Beberapa pelajar yang diduga menjadi provokator berhasil diamankan oleh petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Polisi juga mengamankan beberapa barang bukti berupa senjata tajam yang diduga digunakan dalam tawuran tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bantul, Bapak Didik Warsito, sangat menyayangkan terjadinya insiden tawuran pelajar ini. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan sekolah-sekolah terkait untuk melakukan pembinaan dan memberikan sanksi tegas kepada para pelajar yang terlibat. “Kami akan meningkatkan upaya pencegahan tawuran di kalangan pelajar melalui berbagai program sosialisasi dan pengawasan yang lebih ketat,” tegas Bapak Didik.
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian dan instansi terkait di Kabupaten Bantul. Upaya untuk bubarkan tawuran yang dilakukan oleh satpam sekolah patut diapresiasi, meskipun beliau sendiri menjadi korban. Pihak kepolisian mengimbau kepada para pelajar untuk menghindari tindakan kekerasan dan menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara yang baik dan damai. Proses penyelidikan kasus tawuran ini masih terus berlanjut untuk mengungkap motif dan menangkap seluruh pelajar yang terlibat.